Bagaimana
puasa hari ini ?
Lancar
?
Kebetulan
saya sedang kedatangan tamu bulanan, jadi hari ini tidak puasa dulu.
Bagi
yang sedang berpuasa dan tetap menjalankan aktivitas, yang semangat yaa..
Hari
ini cukup berat untuk saya karena kalau sudah didatengin tamu bulanan, pasti
perut langsung sakit, melilit tanpa ampun. Tapi sengaja dibawa sibuk biar tidak
terlalu kerasa sakitnya. Yaaa walaupun di jam-jam pertama hanya bisa berbaring
lemah di kasur.
Hari
ini saya berhasil menyelesaikan satu kerjaan rumah, bukan cuci piring, ataupun
cuci pakaian, apalagi kerjain tugas bunpou, Bukan.
Saya
baru saja menyelesaikan “Recycle Old Binder”.
Sebenarnya
bindernya ga tua-tua banget sih, tahun ini baru berumur 4 tahun hehee..
Saya
memang suka sekali dengan kegiatan Recycle.
Tidak
harus membeli barang baru untuk mendapatkan sesuatu yang baru, asalkan kita
kreatif memanfaatkan barang-barang yang ada disekitar kita.
Waktu
masih kecil, bunda saya jarang membelikan saya mainan. Karena saya anak
terakhir juga, jadi selalu dapat mainan bekas kakak (padahal kakak saya cowo,
kebayang dong wujud mainannya seperti apa). Karena tidak mau merepotkan bunda,
alhasil saya memutar otak bagaimana caranya agar mainan tersebut bisa menjadi
mainan favorit saya.
Contoh
kecilnya, saya paling bayak mendapatkan mainan mobil-mobilan. Warna
mobil-mobilan tersebut pun kebanyakan sudah memudar kembali ke warna aslinya.
Kemudian mobil-mobilan tersebut saya cat menggunakan cat air milik saya tentunya dengan warna favorit saya. Tapi
karena memakai cat air, terkadang warnanya suka hilang, jadi saya selalu
melakukan perawatan rutin untuk mobil-mobil cantik itu hehee..
Dan masih banyak lagi kegiatan serupa yang saya lakukan kepada mainan-mainan bekas yang saya dapatkan.
Dan
kegiatan mendaur-ulang itupun terus berlanjut sampai sekarang.
Seperti
hari ini saya telah mendaur-ulang binder lama saya.
Jadi
binder ini saya dapatkan saat pertama masuk kuliah di Binus University.
Ya,
saya berkuliah disana, mengambil jurusan Sastra Jepang, dan sampai sekarang
kemampuan berbahasa Jepang saya masih “CUPU” hehee, saya harus banyak belajar
lagi.
Binder
ini hanya tergeletak begitu saja di kamar. Saat pertama masuk kuliah, saya
masih memakai binder saya pas SMA. Saya kurang suka binder dengan ukuran yang
kecil, karena tidak bisa muat catatan banyak, jadi saya lebih memilih untuk
memakai binder lama saya daripada binder Binus ini.
Sources : Pribadi
Binder yang sudah berumur 4 tahun
(maaf, ini bukan promosi Universitas yaa hehe..)
Kebetulan
kemarin sedang bongkar-bongkar lemari, dan menemukan binder ini. Seketika
langsung dapat ide untuk mempercantik dan merubah tampilan binder ini. Saya punya
ide untuk membungkusnya dengan kain. Yaa, sampulnya adalah kain yang ada di
foto ini juga. Kain tersebut saya beli saat saya peri ke Jepang tahun 2014 yang
lalu, tepatnya saat saya berkunjung ke Kumamoto. Ukuran kainnya sendiri sekitar
50cm x 50cm.
Disana
saya mampir ke “百円Shop” atau yang sering kita kenal
sebagai Toko Sepuluh Ribuan. Yup, di toko itu semua barang-barangnya di bandrol
dengan harga ¥100 atau kalau di rupiah-in menjadi Rp10.000. Tentu saja kain ini pun juga memiliki harga Rp.10.000. Cukup murah, bukan ?
Toko
ini beda dengan Daiso, saya lupa nama tokonya sendiri apa, intinya mereka
menjual barang-barang yang tidak jauh beda dengan Daiso.
Sources : Pribadi
Proses daur-ulang step 1
Saya
memakai lem FOX (atau yang biasa dikenal dengan lem putih atau lem kayu)
sebagai alat perekat kain ke binder. Beberapa orang sering ada yang
bertanya-bertanya; “Memangnya kuat memakai lem putih?”, “Apa nanti tidak
copot-copot?”.
Jawabannya
adalah : Tidak.
Memakai
lem ini tidak akan copot-copot, dan nyatanya lem ini cukup kuat merekatkan kain
ke bidang kertas atau karton. Ini semua saya pelajari saat mengikuti workshop
yang diadakan Sawo Kecik (saya akan membahasnya lebih lanjut di postingan
berikutnya). Disana, kita membuat barang daur ulang dari karton bekas susu yang
dilapisi kain menjadi barang-barang baru yang lebih berguna, seperti
dompet, cover notebook, dan masih banyak lagi.
Tapi,
sebelum saya tempelkan kain ke binder, saya melapisi binder dengan dakron.
Ya,
sesuatu yang berwana putih itu adalah dakron.
Kenapa saya tambahkan dakron?
Kenapa saya tambahkan dakron?
Entah
kenapa saya selalu suka barang yang empuk-empuk hehee..
Beberapa
kali saya melihat notebook yang covernya dilapisi busa memiliki harga yang
cukup mahal, karena itu saya sangat berkeinginan membuat buku idaman saya
sendiri dengan cara menambahkan material dakron.
Sources : Pribadi
Proses daur-ulang step 2
Ini
adalah wujud binder saat sudah dilapisi oleh dakron.
Bentuknya
sedikit lucu ya.
Saya
memberikan lem ke binder menggunakan alat bantu kuas. Ini bisa membantu mempercepat proses pengeleman.
Proses daur-ulang step 3
Sudah selesai dilapisi dengan kain
Kemudian,
langkah berikutnya adalah lapisi binder dengan kain.
Ini
merupakan proses yang cukup menyulitkan karena adanya material tambahan dakron
yang cukup merepotkan saat proses menyatukan kain ke binder.
Sources : Pribadi
Proses daur-ulang step 4
Finishing
Setelah
binder sudah dilapisi dengan kain, terakhir lapisi bagian dalam binder untuk
menutupi sisa-sisa kain. Saya menggunakan kertas bertekstur untuk melapisi
bagian dalam. Dan tentunya saya menambahkan pita renda yang berfungsi untuk
mengunci binder, dengan cara diikatkan seperti membuat simpul pita.
Daaaan voillaaaaaaa.....
Daur-ulang binder lama sudah jadiiiii...
Yeeaaayyy....
Sources : Pribadi
Hasil akhir daur-ulang
Sources : Pribadi
Hasil akhir daur-ulang
Sources : Pribadi
Hasil akhir daur-ulang
Sources : Pribadi
Hasil akhir daur-ulang
Ini beberapa tampilan hasil akhir dari daur-ulang binder yang sudah lama dan membosankan menjadi binder yang imut dan lucu.
Isi dari binder ini masih belum banyak, nanti kalau sudah penuh terisi akan saya laporkan lagi melalui postingan berikutnya.
Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi yaa..
Keep crafting, guys !!
0 komentar:
Posting Komentar